Studi
Kasus Pada RSUD Kota Tasikmalaya
Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Tasikmalaya termasuk pada klasifikasi Rumah Sakit
Umum Kelas B Non Pendidikan. SIMRS pada RSUD Kota Tasikmalaya
sudah didukung oleh Teknologi Informasi (TI) berupa infrastruktur (perangkat
komputer, server dan jaringan), sistem aplikasi beserta basis data. Sistem
aplikasi yang sudah digunakan terbatas pada lingkup sistem untuk pelayanan
kesehatan terhadap pasien, terutama sistem administrasi pembayaran. Dari
hasil studi pendahuluan ditemukan bahwa sistem aplikasi untuk pelayanan
kesehatan terhadap pasien di RSUD Kota Tasikmalaya masih terkendala oleh
lambatnya proses Sistem Informasi (SI) yang menyebabkan pasien harus menunggu
lama dalam memperoleh layanan. Lamanya proses SI sering menyebabkan pasien
harus antri cukup lama dalam memperoleh layanan. Layanan data dari SI juga
sering dikeluhkan pasien karena ketidaksesuain dengan tagihan yang dikenakan
kepada pasien saat membayar di kasir. Penyebab terjadinya kesalahan dan
keterlambatan pemrosesan yang ada pada SI tersebut belum diketahui dengan
pasti.
Guna membuat rekomendasi pengembangan SI dibutuhkan pengetahuan mengenai
tingkat kematangan SIMRS saat ini di RSUD Kota Tasikmalaya. Berdasarkan latar
belakang tersebut maka dapat disimpulkan bahwa RSUD Kota Tasikmalaya dituntut
untuk melakukan audit SIMRS, terutama pada lingkup sistem pelayanan kesehatan
terhadap pasien. Atas dasar itu, solusi yang ditawarkan adalah audit sistem
informasi menggunakan framework COBIT 4.1.
Alasan dipilihnya framework COBIT 4.1, karena memberikan gambaran paling detil mengenai strategi dan kontrol dalam pengaturan proses teknologi informasi yang mendukung keselarasan strategi bisnis dan tujuan teknologi informasi.
Bagi auditor, manfaat COBIT 4.1 adalah membantu dalam mengidentifikasi isu-isu kendali TI dalam infrastruktur TI perusahaan. Hal ini juga membantu auditor dalam memverifikasi temuan audit.
Penentuan ruang lingkup audit dilakukan dengan cara mengidentifikasi tujuan strategi RSUD Kota Tasikmalaya melalui implementasi Balanced Scorecard.
Alasan dipilihnya framework COBIT 4.1, karena memberikan gambaran paling detil mengenai strategi dan kontrol dalam pengaturan proses teknologi informasi yang mendukung keselarasan strategi bisnis dan tujuan teknologi informasi.
Bagi auditor, manfaat COBIT 4.1 adalah membantu dalam mengidentifikasi isu-isu kendali TI dalam infrastruktur TI perusahaan. Hal ini juga membantu auditor dalam memverifikasi temuan audit.
Penentuan ruang lingkup audit dilakukan dengan cara mengidentifikasi tujuan strategi RSUD Kota Tasikmalaya melalui implementasi Balanced Scorecard.
Setelah mengetahui tingkat kematangan dari proses TI COBIT 4.1 yang menjadi cakupan audit, selanjutnya dilakukan analisis kondisi yang terjadi dari masing-masing atribut kematangan. Analisis kondisi dilakukan dengan cara wawancara dan observasi langsung, dimana peneliti mengadakan pengamatan langsung ke lapangan untuk memperoleh data atau informasi yang akurat mengenai kondisi SIMRS yang diimplementasikan RSUD Kota Tasikmalaya.
Sebagai tindak lanjut dari pendefinisian usulan rekomendasi perbaikan, perlu dilakukan pedoman pengawasan dalam bentuk indikator pengukuran. Hal ini diperlukan untuk mengetahui sejauh mana proses peningkatan kematangan sudah dilakukan.
Adanya penelitian lain mengenai audit SIMRS menggunakan metode Balanced Scorecard(BSC) dengan perspektif lainnya (keuangan, proses bisnis, pembelajaran dan pertumbuhan) sehingga cakupan audit (proses TI terpilih COBIT 4.1) menjadi lebih luas.